Serangan Ddos terbesar sepanjang sejarah
Serangan DDoS Terbesar Sepanjang Sejarah – 7,3 Tbps Diserang, Hanya Butuh 45 Detik untuk Diblokir!
Tim Redaksi CyberSecurityID
📢 Pendahuluan
Dunia siber kembali diguncang oleh sebuah insiden luar biasa: serangan DDoS (Distributed Denial-of-Service) terbesar yang pernah tercatat, dengan kekuatan mencapai 7,3 Terabits per detik (Tbps). Target serangan adalah sebuah perusahaan penyedia layanan hosting besar, dan untungnya, serangan ini berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan Cloudflare hanya dalam waktu 45 detik. Peristiwa ini bukan hanya mencatat rekor baru, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi penyedia infrastruktur digital di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
⚔️ Rincian Serangan
Pada pertengahan Mei 2025, Cloudflare mendeteksi dan memblokir serangan DDoS berskala masif yang menyasar sistem klien mereka. Berikut adalah beberapa fakta penting dari serangan ini:
- Volume Serangan: 7,3 Tbps (melampaui rekor sebelumnya sebesar 6,7 Tbps)
- Total Data Jahat: 37,4 Terabyte dalam 45 detik
- Durasi Serangan: Hanya berlangsung selama 45 detik
- Jumlah Port yang Diserang: Rata-rata 21.925 port per detik, dengan puncaknya di 34.517 port per detik
Jenis serangan utama adalah UDP Flood, didukung oleh berbagai teknik amplifikasi seperti QOTD, Echo, NTP, Portmap, RIPv1, dan botnet berbasis Mirai. Serangan ini menunjukkan tingkat kompleksitas dan volume lalu lintas yang sangat tinggi dalam waktu singkat.
🌍 Sumber Serangan yang Global
Cloudflare mencatat bahwa lalu lintas serangan berasal dari lebih dari:
- 122.000 alamat IP unik
- 161 negara
Negara penyumbang traffic terbanyak antara lain:
- 🇧🇷 Brasil
- 🇻🇳 Vietnam
- 🇹🇼 Taiwan
- 🇨🇳 Tiongkok
- 🇮🇩 Indonesia
- 🇺🇦 Ukraina
- 🇺🇸 Amerika Serikat
- 🇸🇦 Arab Saudi
Penyebaran geografis ini menunjukkan adanya penggunaan botnet berskala global yang sangat terdistribusi dan sulit dilacak sumber pastinya.
🛡️ Teknologi Pertahanan Cloudflare
Serangan ini berhasil diredam oleh Cloudflare Magic Transit, sebuah solusi keamanan yang menggunakan:
- Teknologi Anycast: Memecah dan mendistribusikan lalu lintas ke pusat-pusat data terdekat.
- Deteksi Otomatis: Sistem real-time yang mengenali pola serangan dalam hitungan detik.
- Zero-Touch Mitigation: Tidak memerlukan intervensi manual; semua proses mitigasi berjalan secara otomatis.
Hasilnya: serangan sebesar ini tidak berhasil mengganggu layanan pelanggan sama sekali.
📌 Apa Arti Serangan Ini untuk Indonesia dan Dunia?
1. Peningkatan Skala Ancaman Siber
Serangan DDoS kini tidak lagi hanya menyerang situs web kecil atau menengah. Targetnya kini adalah infrastruktur besar dan penyedia layanan internet (ISP).
2. Ancaman Botnet Global
Partisipasi IP dari Indonesia menunjukkan bahwa perangkat-perangkat IoT lokal bisa jadi telah dikompromi dan dijadikan bagian dari botnet tanpa sepengetahuan pemiliknya.
3. Pentingnya Mitigasi Real-time
Tanpa sistem pertahanan otomatis seperti Cloudflare Magic Transit, serangan ini bisa menghancurkan sistem jaringan dalam hitungan detik.
🔒 Kesimpulan dan Rekomendasi
Serangan DDoS 7,3 Tbps ini adalah peringatan nyata bahwa dunia siber sedang memasuki fase baru: ancaman serangan siber ultra-cepat dan ultra-besar. Untuk itu, perusahaan teknologi, ISP, organisasi pemerintahan, bahkan startup digital di Indonesia wajib melakukan langkah-langkah mitigasi proaktif, seperti:
- Menggunakan layanan keamanan berbasis cloud dengan anycast
- Melakukan pemetaan kerentanan dan simulasi serangan rutin
- Menyaring lalu lintas berbahaya dari perangkat IoT
- Meningkatkan kesadaran keamanan siber di level pengguna akhir
📚 Sumber Referensi
🛡️ Tetap waspada, tetap aman!
Jangan tunggu sampai menjadi korban berikutnya.
📢 Bagikan artikel ini kepada tim IT dan manajemen Anda.
💬 Tulis pendapat atau pengalaman Anda di kolom komentar!
Ingin kami bantu setup sistem mitigasi DDoS untuk organisasi Anda?
📩 Hubungi kami di: info@cybersecurity.or.id
🔐 #CyberSecurityID #DDoS #SeranganSiber #KeamananDigital #Cloudflare #BeritaSiber #MitigasiDDoS #IndonesiaCyberDefense