Bagaimana VISA Menghasilkan Uang?
VISA adalah salah satu jaringan pembayaran terbesar di dunia, tetapi bagaimana sebenarnya perusahaan ini menghasilkan uang? Tidak seperti bank penerbit kartu kredit yang menghasilkan pendapatan dari bunga dan biaya kartu, VISA berfungsi sebagai perantara dalam transaksi pembayaran dan memperoleh pendapatan dari berbagai biaya yang dikenakan pada pemrosesan pembayaran.
Artikel ini akan membahas secara rinci bagaimana VISA memperoleh pendapatan dari ekosistem pembayaran digital, dengan merinci berbagai pihak yang terlibat dan biaya yang dikenakan pada setiap tahap transaksi.
1. Siklus Transaksi Kartu Kredit VISA
Ketika seorang pemegang kartu melakukan pembelian dengan kartu VISA, transaksi tidak hanya melibatkan pelanggan dan pedagang (merchant), tetapi juga berbagai entitas lain, termasuk:
Merchant (pedagang)
Acquiring Bank (bank yang bekerja sama dengan merchant untuk memproses transaksi)
Card Network (Visa, Mastercard, dll.)
Issuing Bank (bank penerbit kartu)
Langkah-langkah transaksi dan aliran dana dapat dipecah sebagai berikut:
1. Pemegang kartu melakukan pembelian
Pemegang kartu membayar sebesar $100, jumlah ini ditetapkan oleh merchant.
2. Merchant membayar Merchant Discount Fee
Merchant harus membayar $2.00 sebagai biaya pemrosesan transaksi (Merchant Discount Fee).
Biaya ini ditetapkan oleh Acquiring Bank.
3. Acquiring Bank mendapatkan bagian sebagai Acquiring Markup
Dari $2.00 yang dibayarkan merchant, $0.25 menjadi pendapatan bagi acquiring bank sebagai biaya markup untuk memproses transaksi.
4. Interchange Fee dibayarkan ke Issuing Bank
Dari $2.00, sebanyak $1.75 diberikan kepada Issuing Bank sebagai interchange fee.
Biaya ini ditetapkan oleh Card Network (VISA).
5. VISA mengenakan Network Assessment Fee
VISA menghasilkan uang dengan mengenakan biaya jaringan kepada acquiring bank dan issuing bank.
Biaya ini adalah bagian dari Network Assessment dan dipungut pada setiap transaksi yang menggunakan jaringan VISA.
6. Pemegang kartu membayar bunga dan biaya kartu kepada Issuing Bank
Jika pemegang kartu tidak melunasi tagihan dalam periode yang ditentukan, mereka akan dikenakan bunga dan biaya tambahan oleh Issuing Bank.
Dari seluruh siklus ini, kita bisa melihat bahwa VISA memperoleh pendapatan terutama dari Network Assessment Fees yang dikenakan pada issuing bank dan acquiring bank.
2. Sumber Pendapatan Utama VISA
VISA bukanlah bank, dan tidak memberikan pinjaman langsung kepada pelanggan. Sebaliknya, VISA memperoleh pendapatan dari beberapa sumber utama:
a. Biaya Jaringan (Network Assessment Fees)
VISA mengenakan biaya kepada bank yang berpartisipasi dalam jaringan pembayarannya. Biaya ini dibayarkan oleh issuing bank dan acquiring bank setiap kali transaksi diproses melalui jaringan VISA.
b. Interchange Fee (Dibayar oleh Acquiring Bank ke Issuing Bank)
Meskipun interchange fee pada akhirnya diterima oleh issuing bank, VISA bertanggung jawab untuk menetapkan tarifnya. Bank penerbit kartu mendapatkan sebagian besar pendapatan mereka dari biaya ini.
c. Merchant Discount Fee (Dibayar oleh Merchant ke Acquiring Bank)
Merchant harus membayar biaya transaksi setiap kali mereka menerima pembayaran dengan kartu VISA. Biaya ini ditetapkan oleh acquiring bank dan mencakup interchange fee serta acquiring markup.
d. Layanan dan Teknologi Tambahan
VISA juga menawarkan berbagai layanan premium kepada bank dan merchant, termasuk layanan deteksi penipuan, analisis data, dan teknologi keamanan pembayaran.
3. Bagaimana VISA Membandingkan dengan Mastercard?
Baik VISA maupun Mastercard memiliki model bisnis yang serupa, tetapi ada beberapa perbedaan kecil dalam cara mereka mengenakan biaya dan mengelola transaksi. VISA sering kali memiliki tingkat interchange fee yang sedikit berbeda dibandingkan Mastercard, tergantung pada jenis transaksi dan lokasi geografisnya. Namun, kedua perusahaan ini sama-sama beroperasi sebagai penyedia jaringan pembayaran tanpa secara langsung mengeluarkan kartu kredit.
4. Mengapa Model Bisnis VISA Sangat Menguntungkan?
VISA memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan bank tradisional dan perusahaan keuangan lainnya:
1. Model bisnis berbasis transaksi – VISA memperoleh pendapatan setiap kali seseorang menggunakan kartu mereka, tanpa harus mengambil risiko kredit seperti bank.
2. Jaringan luas dan skala ekonomi – Dengan jutaan merchant dan miliaran transaksi per tahun, pendapatan VISA terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit.
3. Tidak bergantung pada pinjaman atau bunga kredit – VISA tidak perlu menghadapi risiko gagal bayar seperti bank penerbit kartu.
4. Pendapatan berulang dan pertumbuhan transaksi digital – Dengan meningkatnya transaksi non-tunai di seluruh dunia, VISA terus mendapatkan pendapatan yang stabil dan berkembang.
5. Kesimpulan
VISA menghasilkan uang dengan cara yang sangat unik dibandingkan dengan institusi keuangan lainnya. Sebagai penyedia jaringan pembayaran, mereka tidak mengambil risiko seperti bank penerbit kartu tetapi tetap memperoleh pendapatan besar dari biaya transaksi dan layanan pembayaran digital.
Singkatnya, pendapatan utama VISA berasal dari:
Network Assessment Fees (biaya jaringan yang dibebankan ke bank)
Interchange Fees (biaya yang dibayarkan acquiring bank ke issuing bank)
Merchant Discount Fees (biaya yang dibayarkan oleh merchant kepada acquiring bank)
Dengan model bisnis ini, VISA telah menjadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia dalam industri pembayaran digital. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital dan peralihan dari pembayaran tunai ke kartu serta metode pembayaran digital lainnya, VISA diperkirakan akan terus berkembang dan menghasilkan lebih banyak pendapatan di masa depan.
Itulah cara VISA menghasilkan uang! Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana sistem pembayaran digital bekerja? Tinggalkan komentar di bawah!