Tidak ada matahari kembar di Kremlin
Dari Raja Media ke Musuh Negara: Investigasi Hubungan Putin dan Boris Berezovsky
Prolog: “Tidak Ada Matahari Kembar di Rusia”
Ketika Vladimir Putin diangkat menjadi Presiden Rusia pada tahun 2000, banyak analis politik berasumsi ia hanyalah sosok kompromi. Seorang birokrat yang dipilih oleh lingkaran Yeltsin, dan terutama oleh para oligarki yang kala itu memegang kendali ekonomi-politik negara.
Salah satu dari mereka, Boris Berezovsky, bahkan sering disebut sebagai “kingmaker” yang membuka jalan Putin menuju Kremlin. Namun dalam waktu singkat, aliansi itu berubah menjadi permusuhan terbuka. Dari sekutu, Berezovsky menjelma menjadi musuh. Dari penguasa media, ia jatuh sebagai pengasing.
Kasus ini memperlihatkan satu pesan penting dari Putin: tidak boleh ada matahari kembar dalam politik Rusia.
Berezovsky: Arsitek yang Menyiapkan Jalannya Putin
Boris Berezovsky lahir pada 1946, dan muncul sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di era transisi pasca-Uni Soviet. Ia membangun kekayaan besar dari sektor otomotif (AvtoVAZ), perbankan, hingga menguasai saham mayoritas di ORT, salah satu stasiun televisi nasional terbesar.
Di tahun 1990-an, Berezovsky dikenal sebagai bagian dari lingkaran dalam keluarga Yeltsin — kelompok elit yang menentukan arah politik negara. Menjelang akhir kepemimpinan Yeltsin yang sakit-sakitan, Berezovsky mencari figur penerus yang dianggap bisa melindungi kepentingan oligarki.
Pilihannya jatuh pada seorang mantan perwira KGB yang kala itu masih relatif asing di publik: Vladimir Vladimirovich Putin.
“Saya melihat Putin sebagai sosok teknokrat yang bisa dipercaya, dan yang penting, bisa diandalkan untuk menjaga stabilitas,” — (Berezovsky, wawancara BBC, 1999).
Dengan dukungan media miliknya dan jaringan politiknya, Berezovsky mendorong Putin ke posisi Perdana Menteri, lalu menjadi Presiden setelah Yeltsin mundur pada Desember 1999.
Retaknya Aliansi: Kasus Kursk dan Media
Hanya beberapa bulan setelah Putin menjabat, tragedi besar terjadi. Agustus 2000, kapal selam nuklir Kursk tenggelam di Laut Barents, menewaskan seluruh 118 awaknya.
Respon pemerintah yang dianggap lamban memicu kritik publik. Media milik Berezovsky, terutama ORT, menayangkan liputan keras tentang kegagalan Kremlin menangani krisis.
Bagi Putin, ini adalah alarm bahaya. Ia sadar bahwa selama media dikuasai oligarki, kursi presiden pun rapuh.
“Tidak boleh ada pemilik pribadi yang mengendalikan opini publik atas nama kepentingannya sendiri. Media harus berada di bawah kepentingan nasional,” — (Putin, konferensi pers, 2000).
Tak lama kemudian, Berezovsky mendapat tekanan langsung. Ia dipaksa menjual sahamnya di ORT kepada negara, dan menghadapi ancaman proses hukum terkait dugaan korupsi.
Pengasingan ke Inggris
Merasa tidak aman, Berezovsky melarikan diri ke Inggris pada 2000-an awal. Di sana ia mendapat suaka politik, dan berubah menjadi salah satu pengkritik paling keras terhadap Putin.
Dalam wawancara, ia menyebut Putin sebagai ancaman bagi demokrasi:
“Saya salah menilai Putin. Saya kira dia akan membawa Rusia ke arah demokrasi, ternyata dia kembali ke metode KGB,” — (Berezovsky, The Guardian, 2001).
Namun, serangan politiknya dari luar negeri tidak banyak memengaruhi jalannya kekuasaan Putin. Berezovsky tetap menjadi figur berpengaruh di kalangan oposisi luar negeri, tapi kehilangan pijakan nyata di Rusia.
Pada 2013, Berezovsky ditemukan tewas di rumahnya di Berkshire, Inggris, dengan kondisi yang misterius. Resmi disebut bunuh diri, tetapi banyak analis menduga ada permainan politik di baliknya.
Analisis Investigatif: Strategi Putin Menundukkan Oligarki
Kisah Berezovsky hanyalah permulaan dari strategi lebih besar Putin dalam mengendalikan oligarki. Setelah Berezovsky, giliran Vladimir Gusinsky (Media-Most) dan Mikhail Khodorkovsky (Yukos) yang jatuh.
Langkah-langkah yang dilakukan Putin dapat dirangkum sebagai berikut:
-
Kontrol Media:
Semua stasiun TV nasional utama harus kembali ke tangan negara atau pihak yang sejalan dengan Kremlin. -
Tekanan Hukum:
Menggunakan jaksa, pengadilan, dan aparat keamanan untuk menjerat lawan dengan tuduhan korupsi, pajak, atau penyalahgunaan kekuasaan. -
Pesan Politik:
Oligarki boleh tetap kaya, tetapi tidak boleh melawan atau mencoba mengendalikan Kremlin.
Dampak Jangka Panjang
-
Konsolidasi Kekuasaan:
Putin berhasil mengubah posisi presiden dari “boneka oligarki” menjadi pusat kekuasaan tunggal. -
Melemahnya Pluralisme Politik:
Dengan tumbangnya media independen milik oligarki, ruang oposisi menyempit drastis. -
Stabilitas Otoritarian:
Meski mengorbankan demokrasi liberal, langkah ini memberi stabilitas politik jangka panjang bagi Rusia, setidaknya dalam perspektif internal.
Epilog: Dari Boneka Menjadi Pemegang Benang
Kisah Putin dan Berezovsky adalah ironi politik modern Rusia. Sang oligarki yang membesarkan seorang birokrat menjadi presiden, akhirnya disingkirkan oleh “ciptaannya” sendiri.
Sejak saat itu, pesan Putin tak pernah berubah: di Rusia hanya ada satu pusat kekuasaan. Tidak ada matahari kembar di Kremlin.