Struktur Branding sebuah produk
Gambar ini menggambarkan struktur elemen-elemen dalam branding, yang terbagi menjadi tiga lapisan utama, dari yang paling terlihat oleh publik hingga yang paling tersembunyi dan strategis. Penjelasannya sebagai berikut:
🔵 1. Logo (Highly Visible)
✅ Ini adalah elemen paling terlihat oleh publik — biasanya menjadi simbol utama dari identitas visual sebuah merek.
Contoh: Logo Apple, Nike Swoosh.
🟠2. Visual Identity (Touchpoint Visibility)
✅ Ini adalah elemen-elemen yang membentuk identitas visual dan menyentuh interaksi langsung dengan audiens (touchpoint), seperti:
- Colours (Warna): Skema warna khas merek
- Fonts (Tipografi): Gaya huruf yang konsisten
- Images (Gambar): Gaya visual yang digunakan dalam promosi
- Iconography: Gaya ikon/ilustrasi
- Patterns: Pola visual berulang
- Layout: Tata letak desain
- Textures: Nuansa visual seperti tekstur atau motif
👉 Ini adalah wajah luar brand, tapi tidak cukup tanpa pondasi branding yang kuat.
🔴 3. Branding (Internal and Not Visible)
✅ Ini adalah elemen strategis dan mendalam dari brand, tidak langsung terlihat, tetapi menentukan arah dan konsistensi merek. Terdiri dari:
Strategi Merek:
- Brand Architecture: Struktur hierarki dari merek (utama, sub-merek, dll)
- Brand Essence: Inti atau jiwa dari brand
- Brand Purpose: Alasan keberadaan brand
- Brand Assets: Aset intelektual seperti slogan, lagu, jingle
- Brand Heritage: Sejarah dan warisan brand
Kepribadian Merek:
- Brand Personality: Karakter seperti “ceria”, “profesional”
- Brand Voice: Gaya komunikasi verbal
- Brand Values: Nilai yang dijunjung
- Brand Vision: Tujuan jangka panjang
- Brand Mission: Misi jangka pendek dan taktis
Posisi dan Budaya:
- Brand Positioning: Posisi brand di benak pelanggan
- Brand Culture: Budaya internal perusahaan
- Brand Story: Narasi yang membentuk hubungan emosional
- Brand Promise: Janji utama kepada konsumen
💡 Inti Pesan:
Logo hanyalah ujung dari gunung es. Branding yang kuat butuh fondasi strategis dan konsistensi visual yang saling mendukung.


