Widget HTML Atas


Cara Orang Super Kaya Menyembunyikan Uangnya

Begini Cara Orang Super Kaya Menyembunyikan Uangnya


Brankas Pribadi
Ini adalah cara paling umum dan paling gampang diakses buat mereka yang ingin menyembunyikan aset fisik. Biasanya dilakukan di Swiss, Singapura, atau Dubai.

Langkah pertama: bikin perusahaan induk (holding company). Ini adalah perusahaan utama yang memiliki saham di beberapa perusahaan kecil lainnya. Tujuannya? Bikin struktur yang rumit dan susah dilacak. Tempat favorit buat bikin holding company adalah Cook Islands, British Virgin Islands, dan Panama.

Langkah kedua: buka brankas pribadi atau kotak penyimpanan di Swiss, Singapura, atau Dubai atas nama perusahaan induk tadi. Brankas ini bisa diisi macam-macam aset yang susah dilacak: uang tunai, emas batangan, lukisan mahal, jam tangan mewah, bahkan berlian. Cara ini bisa dibilang "cara bertahan hidup" terakhir, biasanya dipakai kalau sudah hampir ketahuan otoritas pajak dan butuh sembunyikan aset fisik secepatnya.

Trust dan Surga Pajak
Tujuan dari surga pajak adalah menyembunyikan aset dengan cara tidak memilikinya secara langsung, biar nggak kena pajak.

Langkah pertama: bikin perusahaan cangkang (shell company), yaitu perusahaan palsu yang cuma di atas kertas. Semua aset kayak properti atau investasi dimasukkan ke dalam perusahaan ini.

Lalu, orang tersebut menandatangani dokumen yang disebut "trust". Ini adalah dokumen legal yang mentransfer pengelolaan dan kepemilikan aset ke pihak lain (bisa orang kepercayaan atau organisasi khusus). Artinya, asetnya sudah nggak atas nama si pemilik aslinya. Ini yang bikin mereka bisa bebas dari pajak. Tempat paling terkenal untuk trik ini adalah British Virgin Islands, Cayman Islands, serta negara-negara seperti Monaco, Singapura, dan Swiss.

Paspor Emas (Golden Passports)
Cara ini lebih simpel dan sering dipakai para super kaya. Mereka beli paspor dan kewarganegaraan kedua dari negara yang punya keuntungan pajak.

Tujuannya bukan buat pindah dan menikmati negara itu, tapi buat nyembunyiin uang. Dengan identitas kedua, mereka bisa buka rekening luar negeri atau transaksi internasional tanpa menarik perhatian.

Beberapa negara bahkan menjadikan sistem ini sebagai bisnis. Contohnya di St. Lucia: kamu bisa dapat paspor kalau bayar $100.000 ke negara atau investasi $200.000 dalam properti selama 3-5 tahun.

Yayasan Amal
Kita sering dengar soal aksi sosial dari miliarder kayak Mark Zuckerberg atau pasangan Bill & Melinda Gates. Tapi ternyata, yayasan ini juga bisa jadi trik pengelolaan pajak yang canggih.

Dengan mendirikan yayasan, mereka bisa melibatkan keluarga, teman bisnis, atau siapa saja yang mereka ingin bantu. Yayasan ini bisa menggaji, kasih bonus akhir tahun, atau bahkan bagi dividen. Asal tetap nyumbang ke organisasi amal, yayasan ini bisa terus berjalan.

Yang menarik, yayasan dianggap sebagai kepentingan publik dan tidak pernah mati. Selain itu, uang bisa diwariskan ke anak cucu tanpa kena pajak.

Family Office
Buat orang super kaya yang merasa semua cara tadi terlalu ribet, ada solusi yang lebih elite: family office.

Family office ini pertama kali muncul di Amerika abad ke-19 oleh keluarga kaya seperti Rockefeller. Ini semacam tim profesional pribadi untuk mengelola harta keluarga.

Sekarang family office ada di mana-mana: London, Jenewa, Hong Kong, dan Singapura. Yang menarik, karena diatur secara resmi, anggota keluarga nggak bisa sembarangan pakai uang keluarga. Dan seperti yayasan, aset bisa diwariskan tanpa kena pajak, karena sudah "aman" di dalam sistem family office.


Intinya?
Mau itu di luar negeri, di brankas, lewat yayasan, atau family office — orang kaya makin canggih dan kreatif dalam menjaga kekayaannya tetap aman dan (sering kali) bebas pajak.