Widget HTML Atas


Tren Peringkat Relational Database Management System (RDBMS) Menurut DB-Engines


Abstrak
Perkembangan teknologi database terus mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya tuntutan skalabilitas, kinerja, dan efisiensi biaya. Berdasarkan peringkat DB-Engines per Februari 2025, terjadi perubahan signifikan dalam popularitas RDBMS utama. Oracle masih memimpin tetapi mengalami penurunan, PostgreSQL menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, MySQL tetap stabil, sementara Microsoft SQL Server dan IBM Db2 terus menurun. Artikel ini menganalisis tren tersebut secara mendalam dengan pendekatan teknis, membahas faktor-faktor utama yang memengaruhi perubahan ini, termasuk evolusi arsitektur database, adopsi cloud-native databases, strategi lisensi vendor, serta performa dalam skenario nyata.
Kata Kunci: RDBMS, DB-Engines
1. Pendahuluan
RDBMS telah menjadi elemen kritis dalam arsitektur teknologi informasi modern, mendukung berbagai aplikasi mulai dari enterprise resource planning (ERP), customer relationship management (CRM), hingga big data analytics. Dalam dekade terakhir, paradigma database mengalami pergeseran dengan berkembangnya solusi berbasis cloud, sistem terdistribusi, dan adopsi teknologi open-source.

Laporan DB-Engines menjadi salah satu referensi utama dalam menilai tren penggunaan RDBMS berdasarkan metrik yang mencakup:

Pencarian di Google dan Bing

Diskusi di forum dan komunitas teknis

Jumlah pekerjaan yang memerlukan keterampilan terkait

Referensi akademik dan industri

Dengan menganalisis tren ini, kita dapat memahami perubahan preferensi industri dan implikasi strategisnya terhadap pengelolaan data ke depan.

2. Metodologi

Analisis ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif berdasarkan:

Analisis historis tren peringkat DB-Engines dari 2014–2025.

Evaluasi performa teknis berdasarkan benchmarking berbagai RDBMS dalam skenario workload OLTP (Online Transaction Processing) dan OLAP (Online Analytical Processing).

Kajian arsitektural terkait skalabilitas, optimasi query, dan dukungan fitur advanced indexing.

Analisis ekonomi terhadap biaya operasional, lisensi, dan strategi vendor dalam ekosistem database.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Oracle: Mendominasi Tetapi Menghadapi Tekanan

Sebagai pemimpin pasar RDBMS enterprise, Oracle tetap unggul dalam sistem berskala besar dengan fitur-fitur seperti:

Real Application Clusters (RAC) untuk high availability dan horizontal scaling.

Advanced Data Guard untuk disaster recovery.

Optimizer berbasis AI yang meningkatkan efisiensi eksekusi query.


Namun, tren penurunan Oracle dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Pergeseran ke model cloud-native – Banyak organisasi mulai mengadopsi Amazon Aurora, Google Spanner, atau PostgreSQL sebagai alternatif dengan biaya lebih rendah.


2. Kompleksitas lisensi – Model harga Oracle sering kali menjadi penghalang bagi organisasi yang ingin melakukan ekspansi sistem.


3. Kurangnya dukungan open-source – Di era DevOps dan containerization, fleksibilitas PostgreSQL dan MySQL lebih menarik bagi developer modern.


3.2 PostgreSQL: Kenaikan Eksponensial dan Dominasi di Cloud

PostgreSQL mengalami lonjakan signifikan dalam 5 tahun terakhir. Faktor yang menyebabkan pertumbuhan ini antara lain:

Keunggulan Teknologi

Extensibility – PostgreSQL mendukung berbagai ekstensi seperti PostGIS untuk GIS, JSONB untuk semi-structured data, dan Foreign Data Wrappers (FDW) untuk integrasi dengan database lain.

Optimasi untuk skenario analitik – Dengan dukungan indexing lanjutan seperti BRIN, GIN, dan Hash Index, PostgreSQL mampu menangani beban kerja OLAP dengan efisien.

Transactional Integrity – Implementasi MVCC (Multi-Version Concurrency Control) yang superior dibanding MySQL membuat PostgreSQL lebih cocok untuk sistem berskala besar.


Penerapan di Industri

AWS & Google Cloud mengandalkan PostgreSQL sebagai fondasi layanan database mereka, seperti Amazon Aurora dan AlloyDB.

Startup dan fintech beralih ke PostgreSQL karena fleksibilitas dan lisensi open-source tanpa biaya tambahan.

Perusahaan enterprise mulai mengganti Oracle dengan PostgreSQL dalam workload tertentu untuk mengurangi ketergantungan pada vendor tunggal.


3.3 MySQL: Stabil dengan Keunggulan di Aplikasi Web

Sebagai salah satu database open-source paling populer, MySQL mempertahankan stabilitasnya dengan keunggulan di sektor aplikasi web dan skenario transactional processing ringan.

Keunggulan Utama:

InnoDB sebagai default storage engine dengan dukungan transaksi ACID.

Replikasi native yang mendukung high availability dengan mudah.

Didukung oleh komunitas luas, serta banyaknya tool yang terintegrasi dengan ekosistem PHP dan Node.js.


Namun, dalam skenario enterprise dan analitik berat, MySQL sering kalah dari PostgreSQL karena kurangnya dukungan untuk indexing kompleks dan fitur advanced query optimization.

3.4 Microsoft SQL Server: Menurun Seiring Perubahan Lanskap Enterprise

SQL Server pernah menjadi pilihan utama dalam sistem enterprise berbasis Windows. Namun, penurunan popularitasnya disebabkan oleh:

Peralihan industri ke Linux dan containerized applications yang lebih cocok dengan PostgreSQL dan MySQL.

Harga lisensi yang tinggi dibandingkan dengan solusi berbasis open-source.

Kurangnya adopsi di lingkungan cloud-native dibandingkan pesaingnya.


Meskipun tetap menjadi pilihan di ekosistem Microsoft Azure, SQL Server semakin tertinggal dalam persaingan global.

3.5 IBM Db2: Di Ambang Kehilangan Relevansi

IBM Db2 mengalami tren penurunan tajam sejak 2014, dengan beberapa penyebab utama:

Kurangnya inovasi signifikan dibandingkan dengan Oracle dan PostgreSQL.

Berkurangnya dominasi IBM di sektor enterprise database akibat peralihan pelanggan ke solusi cloud dan open-source.

Tingginya biaya migrasi dari sistem legacy membuat banyak perusahaan memilih PostgreSQL atau MySQL daripada terus bertahan dengan Db2.

4. Implikasi dan Prospek Masa Depan

1. Open-Source Database Akan Mendominasi
Perusahaan semakin mengadopsi PostgreSQL dan MySQL untuk menghindari ketergantungan vendor (vendor lock-in) serta mengoptimalkan biaya operasional.

2. Peralihan ke Cloud-Native dan Distributed Databases
Teknologi seperti Google Spanner, AWS Aurora, dan YugabyteDB menunjukkan bahwa masa depan database akan lebih mengarah ke arsitektur cloud-native dengan kemampuan elastisitas tinggi.

3. Oracle dan SQL Server Harus Beradaptasi
Jika Oracle dan Microsoft tidak melakukan inovasi dalam model bisnis dan teknologi mereka, kemungkinan besar pangsa pasar mereka akan terus tergerus.

4. Peran PostgreSQL sebagai Database Multi-Purpose
PostgreSQL telah berkembang dari sekadar database transactional menjadi solusi yang kompetitif dalam workload analitik, geospasial, hingga machine learning.

5. Kesimpulan
Analisis tren DB-Engines mengungkapkan pergeseran paradigma dalam ekosistem RDBMS. PostgreSQL terus mendominasi pertumbuhan dengan ekosistem open-source yang kuat, sementara Oracle dan SQL Server menghadapi tantangan berat akibat perubahan tren teknologi dan bisnis. Dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi berbasis cloud, RDBMS tradisional harus segera beradaptasi untuk mempertahankan daya saingnya di era digital.