Artificial Super Intelligence
Artificial Super Intelligence (ASI): Lebih Pintar 10.000 Kali dari Manusia pada 2035?
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat, dan Masayoshi Son, CEO SoftBank, percaya bahwa kita akan mencapai Artificial Super Intelligence (ASI) pada tahun 2035. Dalam beberapa pernyataannya, ia memprediksi bahwa ASI akan memiliki kecerdasan 10.000 kali lebih tinggi dibandingkan manusia. Pernyataan ini memicu banyak diskusi tentang masa depan AI dan dampaknya terhadap dunia.
Perbedaan AI, AGI, dan ASI
Sebelum membahas prediksi Son lebih jauh, kita perlu memahami tiga kategori utama dalam perkembangan kecerdasan buatan:
1. Artificial Intelligence (AI) – Sistem AI saat ini seperti ChatGPT, Siri, atau Google Assistant, memiliki kecerdasan terbatas dan hanya dapat melakukan tugas tertentu berdasarkan pelatihan yang diberikan.
2. Artificial General Intelligence (AGI) – AI yang memiliki kecerdasan setara atau bahkan lebih pintar dari manusia, mampu memahami, belajar, dan beradaptasi seperti manusia. Son memperkirakan AGI akan muncul dalam 3–5 tahun ke depan.
3. Artificial Super Intelligence (ASI) – AI yang memiliki kecerdasan 10.000 kali lebih tinggi dari manusia, dapat memecahkan masalah kompleks dengan kecepatan yang jauh melampaui kemampuan manusia. ASI diharapkan muncul pada 2035, menurut prediksi Masayoshi Son.
Investasi Raksasa dalam ASI
Menurut Son, untuk mencapai ASI, dunia akan membutuhkan investasi triliunan dolar dalam teknologi pendukung seperti semikonduktor, pusat data, dan robotika. Ia memperkirakan bahwa:
Generative AI akan membutuhkan belanja modal kumulatif sebesar $900 triliun untuk membangun infrastruktur yang mendukung pengembangan kecerdasan buatan.
Perusahaan seperti SoftBank, Nvidia, dan perusahaan semikonduktor lainnya kemungkinan akan menjadi pemain utama dalam membangun ekosistem AI yang diperlukan untuk menciptakan ASI.
Dengan kemajuan dalam komputasi kuantum, jaringan saraf yang lebih kompleks, dan daya pemrosesan super tinggi, ASI dapat menjadi kenyataan dalam waktu kurang dari 15 tahun.
Tantangan Menuju ASI
Meskipun optimisme Son menarik perhatian dunia, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi sebelum ASI menjadi kenyataan:
1. Daya Komputasi – Menciptakan kecerdasan yang 10.000 kali lebih pintar dari manusia memerlukan daya komputasi yang belum pernah ada sebelumnya. Ini membutuhkan inovasi besar dalam semikonduktor dan arsitektur komputasi.
2. Regulasi dan Keamanan – AI yang sangat cerdas bisa menimbulkan risiko keamanan besar, seperti serangan siber tingkat lanjut, manipulasi informasi, dan potensi hilangnya kendali manusia atas sistem AI.
3. Etika dan Pengaruh Sosial – ASI dapat mengubah tatanan ekonomi global, menggantikan banyak pekerjaan, dan menciptakan kesenjangan sosial jika tidak dikelola dengan baik.
4. Ketidakpastian Teknologi – Meskipun Son yakin ASI akan tercapai pada 2035, banyak ilmuwan AI masih meragukan apakah kita bisa mencapai level kecerdasan tersebut dalam waktu sesingkat itu.
Apa yang Harus Kita Persiapkan?
Jika prediksi Son benar, maka manusia harus mulai bersiap menghadapi era di mana AI lebih pintar dari kita. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Memahami AI dan Dampaknya – Masyarakat perlu lebih melek AI agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi ini.
Mempersiapkan Skill Masa Depan – Dengan AI yang semakin cerdas, pekerjaan yang bersifat rutin mungkin akan tergantikan. Skill seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan etika AI akan semakin penting.
Regulasi yang Ketat – Pemerintah dan institusi global perlu membuat regulasi yang melindungi manusia dari potensi bahaya ASI.
Kesimpulan
Prediksi Masayoshi Son tentang ASI yang 10.000 kali lebih pintar dari manusia pada tahun 2035 adalah visi yang ambisius sekaligus menantang. Meskipun ada berbagai tantangan teknis, etis, dan regulasi yang harus diatasi, dunia sedang bergerak menuju era di mana AI tidak lagi hanya alat, tetapi mungkin menjadi entitas yang lebih cerdas dari kita.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah manusia siap menghadapi revolusi ASI ini?