Model Adoption Life Cycle
Adoption Life Cycle adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana produk, teknologi, atau inovasi diadopsi oleh berbagai segmen pasar dari waktu ke waktu. Model ini sering digunakan dalam pemasaran dan inovasi teknologi untuk memahami perilaku konsumen.
Berikut adalah lima kategori utama dalam Adoption Life Cycle:
1. Innovators (2.5%)
Individu pertama yang mengadopsi inovasi baru.
Biasanya adalah orang yang berani mengambil risiko, memiliki akses ke sumber daya, dan sangat antusias terhadap teknologi baru.
Mereka sering menjadi pengadopsi awal untuk mencoba teknologi sebelum masuk ke pasar yang lebih luas.
2. Early Adopters (13.5%)
Segmen ini terdiri dari individu yang memiliki pengaruh sosial tinggi, sering kali dianggap sebagai trendsetter.
Mereka membantu menyebarkan teknologi ke kelompok yang lebih besar melalui rekomendasi mereka.
Biasanya mereka lebih hati-hati dibandingkan dengan innovators tetapi tetap mendukung inovasi baru.
3. Early Majority (34%)
Grup ini membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima inovasi dibandingkan early adopters.
Mereka lebih pragmatis dan menginginkan bukti bahwa teknologi tersebut bermanfaat dan stabil.
Ketika kelompok ini mulai mengadopsi, inovasi biasanya sudah mapan di pasar.
4. Late Majority (34%)
Kelompok ini biasanya skeptis terhadap perubahan dan teknologi baru.
Mereka baru mengadopsi inovasi setelah melihat bukti kesuksesan dan manfaat yang signifikan.
Faktor biaya dan tekanan sosial sering memengaruhi keputusan mereka.
5. Laggards (16%)
Segmen terakhir yang mengadopsi inovasi, jika mereka mengadopsinya sama sekali.
Mereka cenderung konservatif dan enggan meninggalkan kebiasaan lama.
Biasanya mengadopsi hanya ketika inovasi tersebut sudah menjadi standar atau tidak ada pilihan lain.
Dalam konteks teknologi, Adoption Life Cycle sering diilustrasikan dengan kurva berbentuk lonceng (bell curve). Setiap segmen menyumbang persentase tertentu dari populasi total, mencerminkan distribusi waktu adopsi.
Model ini membantu perusahaan memahami strategi pemasaran untuk setiap segmen agar dapat mempercepat proses adopsi. Misalnya, strategi untuk menarik early adopters berbeda dengan strategi untuk late majority.