Ikhtiar dan Doa: Dua Sayap Menuju Ketentuan Terbaik
Berusaha dengan Sungguh, Berserah dengan Penuh Keyakinan
Teks Renungan:
Berikhtiar tanpa doa akan terasa hampa, karena usaha semata tidak memiliki kekuatan tanpa pertolongan-Nya. Sebaliknya, doa tanpa usaha pun menjadi kosong, karena harapan sejati menuntut kesungguhan langkah.
Jangan mudah berputus asa hanya karena apa yang diminta belum juga sampai, meski doa telah dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengharapan. Yakinlah, setiap doa telah terjamin penerimaannya—namun sesuai dengan kehendak-Nya dan pada waktu yang telah Dia tetapkan.
Bukan menurut kehendak manusia, dan bukan pula pada waktu yang manusia tentukan. Sebab Allah ﷻ Maha Mengetahui kapan, bagaimana, dan apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Assalam, Semangat Pagi!
Dalil Pendukung
1. Al-Qur’an
“Dan manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
QS. An-Najm: 39
2. Al-Qur’an
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.”
QS. Ghafir: 60
3. Al-Qur’an
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
QS. Al-Baqarah: 216
4. Hadis Nabi ﷺ
“Ikatlah untamu, lalu bertawakallah.”
HR. Tirmidzi
5. Hadis Nabi ﷺ
“Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, yaitu dengan berkata: ‘Aku telah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan.’”
HR. Bukhari dan Muslim
Pesan Inti:
Ikhtiar adalah bukti kesungguhan, doa adalah pengakuan ketergantungan, dan tawakal adalah ketenangan. Ketiganya menyatu dalam keyakinan bahwa Allah ﷻ tidak pernah terlambat dan tidak pernah salah dalam menetapkan.
Semoga hari ini langkah dikuatkan, hati ditenangkan, dan harapan diteguhkan.


